Behavior Based Safety (BBS) merupakan usaha pencegahan kecelakaan secara pro aktif yang fokus pada At Risk Behavior/tingkah laku beresiko yang berpeluang mengakibatkan terjadinya kecelakaan.
Berdasar pada dari data statistik kecelakaan kerja kalau kian lebih 85% kecelakaan dikarenakan oleh unsafe action atau tingkah laku beresiko dan dengan BBS/tingkah laku berbasiskan K3 ini unsafe action sebagai penyebabnya kecelakaan dapat dikurangi yang kahirnya terwujud 0 kecelakaan kerja.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yaitu sistem yang berkaitan dengan melibatkan semua pihak yang ada pada organisasi itu, hingga jika semasing anggota sudah berperilaku berbasiskan K3 diinginkan akan terwujud budaya K3 dalam organisasi terebut.
Budaya K3 tersebut dapat diraih dengan memerhatikan beberapa segi seperti berikut :
– Meningkatkan visi misi dan maksud K3 yang pasti.
– Visi, Misi dan maksud K3 dikomunikasikan ke semua pihak
– Setiap ruang berupaya untuk meraih maksud K3 masing-masing
– Mendorong partisipasi semua anggota untuk meraih visi, misi dan maksud K3
– Memberdayakan karyawan untuk meraih maksud K3
Seperti yang sudah diterangkan di atas BBS yaitu usaha pendekatan K3 dengan cara pro aktif yang dalam prosesnya melakukan identifikasi tingkah laku beresiko sebagai penyebabnya keelakaan. Maksudnya yaitu kurangi terjadinya at risk behavior dengan melakukan observasi, pengarahan dan memengaruhi dengan cara positif yang selanjutnya dapat mengubah rutinitas bekerja dengan selamat.
ABC- BBS Model
Terbagi dalam 3 elemen :
1. Activator/Antecedent yaitu peristiwa yang memicu tingkah laku sesorang
2. Behavior/tingkah laku yaitu suatu hal yang dilakukan oleh seorang yang bisa kita lihat
3. Consequence yaitu peristiwa yang ikuti tingkah laku dan mengubah peluang yang akan terjadi di masa datang.
Contoh dari Activator
– Tujuan
– Kebijakan
– Prosedur
– Standard Kerja
– Pelatihan
– JSA
– Tool Box Meeting
– dan lain-lain.
Tanda-tanda aktivator :
– Selalu datang sebelumnya tingkah laku (behave)
– Konsekwensi dapat juga sebagai activator
Ada 2 type konsekwensi yakni konsekwensi positif dan negatif.
Contoh konsekwensi positif :
– Tool Box Meeting
– Bekerja sesuai instruksi
– dll
Contoh Konsekwensi Negatif :
– Merokok di ruang yang mudah terbakar
– Tidak memakai APD seperti sepatu safety sesuai ketentuan
contoh dari konsekwensi negatif diatas yaitu hasil dari At Risk Behavior (tingkah laku beresiko).
At Risk behavior dapat mengakibatkan kecelakaan baik itu kecelakaan enteng maupun fatal bergantung dari kemungkinan dari pekerjaan yang dikerjakannya. Berikut ini beberapa alasan orang melakukan at risk behavior :
– Kesadaran
– Kebiasaan
– Tidak disengaja
Mengenai BBS fokus pada Rutinitas dan tingkah laku yg tidak disengaja. Lawan dari at risk behavior (tingkah laku beresiko) yaitu Safe Behavior (Tingkah laku selamat) yang jika dikerjakan dengan cara berkelanjutan maka hal itu adalah usaha mencegah kecelakaan.
Berdasar pada dari data statistik kecelakaan kerja kalau kian lebih 85% kecelakaan dikarenakan oleh unsafe action atau tingkah laku beresiko dan dengan BBS/tingkah laku berbasiskan K3 ini unsafe action sebagai penyebabnya kecelakaan dapat dikurangi yang kahirnya terwujud 0 kecelakaan kerja.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yaitu sistem yang berkaitan dengan melibatkan semua pihak yang ada pada organisasi itu, hingga jika semasing anggota sudah berperilaku berbasiskan K3 diinginkan akan terwujud budaya K3 dalam organisasi terebut.
Budaya K3 tersebut dapat diraih dengan memerhatikan beberapa segi seperti berikut :
– Meningkatkan visi misi dan maksud K3 yang pasti.
– Visi, Misi dan maksud K3 dikomunikasikan ke semua pihak
– Setiap ruang berupaya untuk meraih maksud K3 masing-masing
– Mendorong partisipasi semua anggota untuk meraih visi, misi dan maksud K3
– Memberdayakan karyawan untuk meraih maksud K3
Seperti yang sudah diterangkan di atas BBS yaitu usaha pendekatan K3 dengan cara pro aktif yang dalam prosesnya melakukan identifikasi tingkah laku beresiko sebagai penyebabnya keelakaan. Maksudnya yaitu kurangi terjadinya at risk behavior dengan melakukan observasi, pengarahan dan memengaruhi dengan cara positif yang selanjutnya dapat mengubah rutinitas bekerja dengan selamat.
ABC- BBS Model
Terbagi dalam 3 elemen :
1. Activator/Antecedent yaitu peristiwa yang memicu tingkah laku sesorang
2. Behavior/tingkah laku yaitu suatu hal yang dilakukan oleh seorang yang bisa kita lihat
3. Consequence yaitu peristiwa yang ikuti tingkah laku dan mengubah peluang yang akan terjadi di masa datang.
Contoh dari Activator
– Tujuan
– Kebijakan
– Prosedur
– Standard Kerja
– Pelatihan
– JSA
– Tool Box Meeting
– dan lain-lain.
Tanda-tanda aktivator :
– Selalu datang sebelumnya tingkah laku (behave)
– Konsekwensi dapat juga sebagai activator
Ada 2 type konsekwensi yakni konsekwensi positif dan negatif.
Contoh konsekwensi positif :
– Tool Box Meeting
– Bekerja sesuai instruksi
– dll
Contoh Konsekwensi Negatif :
– Merokok di ruang yang mudah terbakar
– Tidak memakai APD seperti sepatu safety sesuai ketentuan
contoh dari konsekwensi negatif diatas yaitu hasil dari At Risk Behavior (tingkah laku beresiko).
At Risk behavior dapat mengakibatkan kecelakaan baik itu kecelakaan enteng maupun fatal bergantung dari kemungkinan dari pekerjaan yang dikerjakannya. Berikut ini beberapa alasan orang melakukan at risk behavior :
– Kesadaran
– Kebiasaan
– Tidak disengaja
Mengenai BBS fokus pada Rutinitas dan tingkah laku yg tidak disengaja. Lawan dari at risk behavior (tingkah laku beresiko) yaitu Safe Behavior (Tingkah laku selamat) yang jika dikerjakan dengan cara berkelanjutan maka hal itu adalah usaha mencegah kecelakaan.